Friday, December 14, 2012

Makalah Animisme

  1. Latar Belakang Masalah
    Animisme adalah agama orang-orang primitif, istilah primitif dicirikan pada manusia atau sekelompok hidup pada kurun waktu lampau. Dengan ciri demikian dapat dikatakan bahwa sesuatu yang primitif adalah sesuatu yang kuno dan tertinggal zaman. Bila diterapkan pada suatu proses sejarah, kata berarti sesuatu yang terdapat dalam stadium atau tingkatan yang pertama.dan menmpatkan manusia primitif pada skala yang sangat rendah dari kebudayaan manusia kontemporer. Animisme dianut oleh orang-orang zaman dahulu sebelum agama islam masuk ke indonesia, mereka menyembah roh-roh nenek moyang mereka, dan menganggap bahwa roh-roh nenek moyang mempunyai kekuatan untuk membantu maupun menciptakan bencana.
    Dalam masyarakat Islam menyembah roh termasuk syirik, dan merupakan dosa besar.tapi mempelajari tentang animisme juga perlu untuk menambah keimanan kita pada Allah dan menjauhkan dari hal-hal yang syirik.
  2. Rumusan Masalah
    1. Bagaiman asal usul animisme?
    2. Mengapa animisme dikatakan agama?
    3. Bagaiman akibat animisme terhadap keyakinan masyarakat?
    4. Bagaimana kultus dalam animisme?
    5. Bagaiman sikap Animisme terhadap roh orang mati?
    6. Bagaimana pandangna islam tentang animisme?
    BAB II
    PAMBAHASAN
  3. Asal-usul Animisme
    Animisme berasal dari kata anima, dari bahasa latin animus dan bahasa yunanianepos, dalam bahasa sansekerta disibut prana, dalam bahas ibrani ruah. Arti kesemua itu adalah napas atau jiwa. Animisme adalah ajaran/doktrin tentang realitas jiwa.
    Orang primitif mempunyai kepercayaan bahwa semua hal yang kita lihat ini seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda lainnya mempunyai roh. Oleh karena itu roh-roh tersebut mempunyi kekuatan yang dasyat dan mempunyai kehendak, sehingga kalau marah bisa membahayakan manusia dan kalu gembira bisa menguntungkan manusia.
    Seorang ahli antropologi asal inggris E.B Taylor dalam bukunya primitif kultur mengajukan sebuah teori (teori serba jiwa), bahwa bentuk kepercayaan asal manusia adalah animisme.
    Teori ini timbul atas 2 hal:
    1. Adanya dua hal yang tampak, yakni hidup dan mati.
    2. Adanya peristiwa mimpi, sesuatu yang hidup dan berada ditempat lain pada waktu tidur, yakni jiwanya sendiri. Jiwa bersifat bebas berbuat sekehendaknya.
  4. Animisme sebagai agama
    Istilah agama atau dalam bahasa inggris religion. Apapun pengertiannya yang jelas akan merujuk pada type karakteristik tertentu terhadap data-data yang ada seperti, kepercayaan, praktek-prktek, perasaan keadaan jiwa, sikap pengalaman.
    Animisme merupakan agama primitif. Agama primitif merupakan suatu cara tertentu yang dilakukan oleh manusia di dalam mengalami dunia dan tuhan, suatu pandangan tertentu terhadap segala kehidupan disekeliling manusia atau mentalitet atau sikap rohani tertentu.

  5. Akibat animisme terhadap keyakinan masyarakat
    Animisme dapat diartikan sebagai kepercayaan manusia pada roh leluhur. Dalam keyakinan masyarakat yang menganut paham animisme mereka meyakini bahwa orang yang telah meninggal dianggap sebagai yang maha tinggi, menentukan nasib dan mengontrol perbauatan manusia. Kemudian pemujaan semacam ini lalu berkembang menjadi penyembahan roh-roh. Roh oarng yang meninggal dianggap dan dipercayai mereka sebagai makluk kuat yang menentukan, segala kehendak serta kemauan yang harus dilayani. Dan mereka juga beranggapan roh tersebut juga dapat merasuk kedalam benda-benda tertentu. Roh yang masuk kesebuah benda akan menyebabkan kesaktian atau kesakralan benda tersebut. Maka dari itu masyarakat tadi menyembah pada roh-roh tersebut supaya selamat dari bahaya.
  6. Bentuk penyembahan (kultus dalam animisme)
    Mereka percaya bahwa roh itu bukan hanya menempati makluk hidup tetapi juga benda-benda mati, sehingga roh itu terdapat dalam batu-batuan, pohon-pohon besar, tombak, kepal manusia yang dimumi. Karena adanya kepercayaan pad roh dan hantu, timbullah paemujaan pada tempat/benda yang dianggapa dihuni roh. Dan yang dipuja agar membaas kebaikan, ada pula yang dipuja agar roh itu tidak mengganggu. Agar terhindar dari kemarahan roh/hantu biasanya diadakan ritual yang dipimpin oleh para pendeta. Adakalanya mereka membujuk roh-roh dengan mengadakan penguburan hewan/manusia yang dikubur hidup-hidup atau diambil kepalanya dan dilempar kedalam gunung manakala sebuah gunung meletus. Mereka beranggapan bahwa jika ada bencana alam berarti roh-roh alam sedang marah.
    Dari bermacam-macam sikap terhadap orang yang meninggal kita dapatkan beberapa macam bentuk-bentuk kultus pemujaan. Adapun bentuk-bentuk tersebut adalah:
    1. Tingakatan pemujaan terhadap kelas-kelas
      Tidak semua leluhur mempunyai tingkatan yang sama sebab diantara mereka terdapat yang paling berkuasa. Dan sering terjadi anggota kelompok atau anggota suku dalam tingkatan biasa dipuji untuk sementara waktu saja. Bentuk sesembahan yang merata diantara suku-suku primitif adalah terhadap roh pada pribadi agung yang merupakan pusat kultus sesembahan leluhur.
    2. Kultus sesembahan merupakan tumpuan harpan
      Roh-roh para leluhur dapat dipanggil untuk membantu kesulitan masyarakat terutama untuk menjamin kelestarian garis jalur keturunan karena biasanya ada keyakinan bahwa roh para leluhur mendambakan kelestarian garis yang memuji dia. Selain itu roh para leluhur diharapkan untuk menghindarkan penyakit atau wabah, membantu memberikan hasil panen yang berlimpah.
    3. Roh leluhur sebagai dewa
      Dalam fenomena pemujaan terhadap roh para leluhur terdapat bentuk kultus sesembahan yang dimuliakan roh leluhur dan leluhur ini diyakini kedudukannya ama dengan dewa.
    4. Bentuk kultus sesembahan berbentuk komunal
      Orang yang telah meninggal disembah untuk suatu kelompok keluarga, suku ataupun bangsa karena para roh ini adalah anggota keluarga, suku pada waktu hidupnya.

  7. Sikap animisme terhadap roh orang mati
    Pada
    orang-orang primitif kita dapatkan bebrapa sikap terhadap orang-orang sudah meninggal.
    1. Orang mati diyakini sangat membahayakan karena mati dapat menular
      Apabila manusia yang masih hidup dapat memperdulikan, tidak memperhatikan, tidak merawat, dan tidak melayani dengan baik orang sudah meninggal, maka roh-roh akan membawa manusia yang masih hidup di dunia ini kepada penderitaan sakit yang dapat menyebabkan kematian. Dan hal ini sangat menular, terlebih lagi bilaman mereka meninggal dikarenakan oleh sebab kekerasan, kekejaman. Ini diyakini akan membawa kematian pada orang lain.
    2. Orang mati terutama mereka yang menjadi tokoh ulama' para pemuka 
      Kepala suku setelah mati, mereka ini dianggap semakin berkuasa dan menetukan kehidupan serta hasil manusia yang masih hidup. Rohroh mereka diyakini menjadi hilang batas-batas jasmaniyahnya dan mampu menolong tetapi juga mampu menyakiti, karena itu mengambil hati para roh sangat dipentingkan.


    3. Beberapa orang yang lebih tua yang telah meninggal, tidak boleh dilupakan begitu saja 
      Mereka inilah yang nantinya merupakan tokoh-tokoh yang kedudukannya akan menjadi tokoh pemujaan dan tokoh sesembahan. Dan dalam perkembangn kemudian menjadi dewa.
    4. Orang yang sudah mati tidak dapat mencukupi kebutuhan sendiri
      Karena itu oleh orang yang masih hidup. Baik mereka ebagai tokoh yang dihormati dan dicintai maupun sebagai tokoh yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, karena dianggap membahayakan orang lain.
    5. Orang yang sudah mati diyakini rohnya dapat kemballi kedunia, kembali hidup dalam masyarakat manusia dan rohnya tadi dapat dilahirkan kembali dalam jasad-jasad yang dikehendaki dan dipilih olehnya.

  8. Pandangan Islam
    Islam tidak membenarkan agama animisme sebab hal itu adalah syirik (menyekutukan Allah) dan orang yang menjalankannya dinamakan musyrik. Islam mengajarkan bahwa orang tidak boleh menghormati dan menyembah selain Allah, sebagaiman yang ditegaskan dalam syahadat yang pertama. Roh adalah rahasia Allah dan kita tidak diberikan pengetahuan kecuali hanya sedikit.
    Dalam masyarakat Islam roh itu biasanya dido'akan, dan dimintakan ampun bukan malah dimintai bantuan seperti aliran animisme. 

    BAB III
    PENUTUP
  9. Kesimpulan
    Orang primitif mempunyai kepercayaan bahwa semua hal yang kita lihat ini seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda lainnya mempunyai roh
    Agama primitif merupakan suatu cara tertentu yang dilakukan oleh manusia di dalam mengalami dunia dan tuhan, suatu pandangan tertentu terhadap segala kehidupan disekeliling manusia. Maka dari itu masyarakat tadi menyembah pada roh-roh tersebut supaya selamat dari bahaya.


    REFERENSI
    Mudjahid Abdul Manaf, Ilmu Perbandingan Agama (Jakarta : PT Grafindo Persada, 1994)
    Adeng Mukhtar Ghazali, Ilmu Perbandingan Agama (Bandung : Cv Pustaka Setia, 2000)
    Zakiyah Darajat, dkk. Perbandingan Agama (Jakarta : Bumi Aksara, 1996)
    AD. EL Mardendeq Parasiba Qidah (Bandung syamil)
    http//:siaksoftnetwork.com/2007/03/14/Pandangan Islam Terhadap Animisme Dan Dinamisme

No comments:

Post a Comment