Relevansi
kekuatan Individu Liberalisme Klasik dalam Demokrasi dan Kapitalisme
Telah dikatakan bahwa setidaknya ada
dua paham yang relevan atau menyangkut Liberalisme Klasik. Dua paham itu adalah
paham mengenai Demokrasi dan Kapitalisme.
* Demokrasi dan Kebebasan Dalam pengertian Demokrasi, termuat
nilai-nilai hak asasi manusia, karena demokrasi dan Hak-hak asasi manusia merupakan
satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan antara yang satu dengan yang lainnya.
Sebuah negara yang mengaku dirinya demokratis mestilah mempraktekkan dengan
konsisten mengenai penghormatan pada hak-hak asasi manusia, karena demokrasi
tanpa penghormatan terhadap hak-hak asasi setiap anggota masyarakat, bukanlah
demokrasi melainkan hanyalah fasisme atau negara totalitarian yang menindas.
Jelaslah bahwa demokrasi
berlandaskan nilai hak kebebasan manusia. Kebebasan yang melandasi demokrasi
haruslah kebebasan yang positif – yang bertanggungjawab, dan bukan kebebasan
yang anarkhis. Kebebasan atau kemerdekaan di dalam demokrasi harus menopang dan
melindungi demokrasi itu dengan semua hak-hak asasi manusia yang terkandung di
dalamnya. Kemerdekaan dalam demokrasi mendukung dan memiliki kekuatan untuk
melindungi demokrasi dari ancaman-ancaman yang dapat menghancurkan demokrasi
itu sendiri. Demokrasi juga mengisyaratkan penghormatan yang setinggi-tingginya
pada kedaulatan
Rakyat.[7]
* Kapitalisme dan Kebebasan Tatanan ekonomi memainkan peranan
rangkap dalam memajukan masyarakat yang bebas. Di satu pihak, kebebasan dalam
tatanan ekonomi itu sendiri merupakan komponen dari kebebasan dalam arti
luas ; jadi, kebebasan di bidang ekonomi itu sendiri menjadi tujuan. Di
pihak lain, kebebasan di bidang ekonomi adalah juga cara yang sangat yang
diperlukan untuk mencapai kebebasan politik. Pada dasarnya, hanya ada dua cara
untuk mengkoordinasikan aktivitas jutaan orang di bidang ekonomi. Cara pertama
ialah bimbingan terpusat yang melibatkan penggunaan paksaan – tekniknya tentara
dan negara dan negara totaliter yang modern. Cara lain adalah kerjasama
individual secara sukarela – tekniknya sebuah sistem pasaran. Selama kebebasan
untuk mengadakan sistem transaksi dipertahankan secara efektif, maka ciri pokok
dari usaha untuk mengatur aktivitas ekonomi melalui sistem pasaran adalah bahwa
ia mencegah campur tangan seseorang terhadap orang lain. Jadi terbukti bahwa
kapitalisme adalah salah satu perwujudan dari kerangka pemikiran liberal.[8]
Bacaan lebih
lanjut tentang liberalisme
Literatur
oleh para pemikir yang ikut menyumbang bagi teori liberal didaftarkan dalam
Sumbangan terhadap teori liberal.
- Bahasa Indonesia
- Bahasa Inggris
- The future of liberal revolution / Bruce Ackerman - New Haven: Yale University Press, 1992
- Left and Right: The Prospects for Liberty / Murray N. Rothbard, 1965
- Liberalism and Democracy / Norberto Bobbio - London: Verso, 1990 (Liberalismo e democrazia, 1988)
- Liberalism / John A. Hall - London: Paladin, 1988
- The Decline of Liberalism as an Ideology / John H. Hallowell - London: Kegan Paul, Trench, Trubner, 1946
- Beyond the Global Culture War/ Adam K. Webb- Routledge, 2006, about the origins of Liberalism and types of challenges to it in the present world
- Liberalism / Ludwig von Mises, 1927
- Bahasa Belanda
- Beleid voor een vrije samenleving / J.W. de Beus en Percy B. Lehning (red.) - Meppel: Boom, 1990
- Afscheid van de Verlichting: Liberalen in verwarring over eigen gedachtengoed / Hans Charmant en Percy Lehning - Amsterdam: Donner, 1989
- Liberalisme, een speurtocht naar de filosofische grondslagen / A.A.M. Kinneging e.a. - Den Haag: Teldersstichting, 1988
- De liberale speurtocht voortgezet / K. Groenveld, H.J. Lutke Schipholt & J.H.C. van Zanen - Den Haag: Teldersstichting, 1989
- Het menselijk liberalisme / Dirk Verhofstadt - Antwerpen: Houtekiet, 2002
- Bahasa Perancis
- Le libéralisme / Georges Burdeu - Paris: Seuil, 1979
- Bahasa Jerman
- Die Freiheit die wir meinen / Werner Becker - München: Piper, 1982
- Noch eine chance für die Liberalen / Karl-Hermann Flach - Frankfurt: Fischer, 1971
- Liberalismus / Lothar Gall - Königstein: Athenäum, 1985
Rujukan
1. ^ A: "'Liberalisme'
didefinisikan sebagai suatu etika sosial yang menganjurkan kebebasan dan
kesetaraan secara umum." - Coady, C. A. J. Distributive Justice, A
Companion to Contemporary Political Philosophy, editors Goodin, Robert E. and
Pettit, Philip. Blackwell Publishing, 1995, p.440. B: "Kebebasan itu
sendiri bukanlah sarana untuk mencapai tujuan politik yang lebih tinggi. Ia
sendiri adalah tujuan politik yang tertinggi."- Lord Acton
2. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x Sukarna. Ideologi : Suatu
Studi Ilmu Politik. (Bandung: Penerbit Alumni, 1981)
3. ^ Oxford Manifesto dari Liberal International:
"Hak-hak dan kondisi ini hanya dapat diperoleh melalui demokrasi yang
sejati. Demokrasi sejati tidak terpisahkan dari kebebasan politik dan
didasarkan pada persetujuan yang dilakukan dengan sadar, bebas, dan yang
diketahui benar (enlightened) dari kelompok mayoritas, yang diungkapkan melalui surat
suara yang bebas dan rahasia, dengan menghargai kebebasan dan
pandangan-pandangan kaum minoritas."
4. ^ Diksi ini didapat pada saat
mengikuti acara perkuliahan mata kuliah Pemikiran Politik Barat, FISIP UI.
5. ^ a b c d e f Ahmad Suhelmi. Pemikiran Politik
Barat. (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2007)
6. ^ a b c d e f g h i j k Deliar Noer. Pemikiran Politik di
Negeri Barat. (Jakarta: Penerbit Mizan, 1998)
7. ^ Mochtar Lubis (penyunting).
Demokrasi Klasik dan Modern (terj. The Demokracy Reader : Classic and
Modern Speeches, Essay, Poems, Declaration, and Document of Freedom and Human
Right Worldwide oleh Diane Ravitch and Abigail Thernstrom (editor).
(Jakarta:Yayasan Obor Indonesia, 1994)
8. ^ Miriam Budiardjo (penyunting).
Simposium Kapitalisme, Sosialisme, Demokrasi (Jakarta : PT Gramedia, 1984)
Catatan
1. ^ A: "'Liberalisme'
didefinisikan sebagai suatu etika sosial yang menganjurkan kebebasan dan
kesetaraan secara umum." - Coady, C. A. J. Distributive Justice, A
Companion to Contemporary Political Philosophy, editors Goodin, Robert E. and
Pettit, Philip. Blackwell Publishing, 1995, p.440. B: "Kebebasan itu
sendiri bukanlah sarana untuk mencapai tujuan politik yang lebih tinggi. Ia
sendiri adalah tujuan politik yang tertinggi."- Lord Acton
2. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x Sukarna. Ideologi : Suatu
Studi Ilmu Politik. (Bandung: Penerbit Alumni, 1981)
3. ^ Oxford Manifesto dari Liberal International:
"Hak-hak dan kondisi ini hanya dapat diperoleh melalui demokrasi yang
sejati. Demokrasi sejati tidak terpisahkan dari kebebasan politik dan
didasarkan pada persetujuan yang dilakukan dengan sadar, bebas, dan yang
diketahui benar (enlightened) dari kelompok mayoritas, yang diungkapkan melalui surat
suara yang bebas dan rahasia, dengan menghargai kebebasan dan
pandangan-pandangan kaum minoritas."
4. ^ Diksi ini didapat pada saat
mengikuti acara perkuliahan mata kuliah Pemikiran Politik Barat, FISIP UI.
5. ^ a b c d e f Ahmad Suhelmi. Pemikiran Politik
Barat. (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2007)
6. ^ a b c d e f g h i j k Deliar Noer. Pemikiran Politik di
Negeri Barat. (Jakarta: Penerbit Mizan, 1998)
7. ^ Mochtar Lubis (penyunting).
Demokrasi Klasik dan Modern (terj. The Demokracy Reader : Classic and
Modern Speeches, Essay, Poems, Declaration, and Document of Freedom and Human
Right Worldwide oleh Diane Ravitch and Abigail Thernstrom (editor).
(Jakarta:Yayasan Obor Indonesia, 1994)
8. ^ Miriam Budiardjo (penyunting).
Simposium Kapitalisme, Sosialisme, Demokrasi (Jakarta : PT Gramedia, 1984)
Rujukan lain
- Michael Scott Christofferson "An Antitotalitarian History of the French Revolution: François Furet's Penser la Révolution française in the Intellectual Politics of the Late 1970s" (in French Historical Studies, Fall 1999)
- Piero Gobetti La Rivoluzione liberale. Saggio sulla lotta politica in Italia, Bologna, Rocca San Casciano, 1924