BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
A.
Definisi
Pengajaran (Instruction)
Pengajaran atau pembelajaran adalah
upaya pemanfaatan atau penggunaan ilmu yang didapat untuk meningkatkan
keterampilan, bakat yang dimiliki oleh seseorang untuk menghadapi kemajuan
jaman dan sebagai bekal seseorang bersaing dalam kehidupan.
Istilah
pembelajaran seperti yang dikemukakan oleh Romiszowski (1981:4) merujuk pada
proses pembelajaran berpusat pada tujuan atau goal directed teaching process
yang dalam banyak hal dapat direncanakan sebelumnya (pre-planned). Proses
Pembelajaran yakni proses membuat orang melakukan proses belajar sesuai dengan
rancangan, unsur kesengajaan dari pihak diluar individu yang melakukan proses
belajar merupakan ciri utama dari konsep pembelajaran.
Pembelajaran
digunakan untuk menunjukan kegiatan guru dan siswa. Sebelumnya, kita menggunakan
istilah “proses belajar-mengajar” dan “pengajaran”. Istilah pembelajaran
merupakan terjemahan dari kata “instuction”.
Gagne, Briggs, dan Wager
(1992:3) mengatakan:
Pembelajaran
adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses
belajar pada siswa. Instruction is a set of events that affect learners in
such a way that learning is facilitated.
Davis &
Brumfit (Suwarsih Madya, 1991: 7) mengemukakan beberapa prinsip pembelajaran
sebagai berikut:
a)
Pengajaran
akan memberikan hasil apabila isi suatu unit aktivitas dikaitkan dengan
kebutuhan dan pengalaman siswa.
b)
Apabila
pelajaran dan latihan tentang unsur-unsur bahasa dibuat bermakna karena dapat
bermanfaat di dalam kehidupan sehari-hari (atau bahkan disimulasikan).
c)
Siswa
harus diberi kesempatan untuk dapat berpartisipasi secara aktif di dalam proses
belajar.
d)
Siswa
harus dibantu untuk dapat mengamati dan memahami hubungan antara unsur-unsur
bahasa, situasi komunikasi, dan budaya lewat diagram, grafik dan visualisasi
yang beragam dan sederhana, sehingga mudah difahami.
e)
Aktivitas
di kelas harus mempertimbangkan kenyataan bahwa setiap individu memiliki gaya
belajar dan laju kecepatan belajar yang berbeda-beda .
f)
Transfer belajar tidak selalu otomatis.
Jika kembali kepada konsep pembelajaran atau pengajaran dalam
kaitannya dengan konsep belajar dapat dikemukakan bahwa pembelajaran merupakan
sarana untuk memungkinkan terjadinya proses belajar dalam arti perubahan
prilaku individu melalui proses mengalami sesuatu yang diciptakan dalam rancangan
proses pembelajaran, namun harus diberi catatan bahwa tidak semua proses
belajar terjadi karena ada proses pembelajaran, seperti belajar dari pengalaman
sendiri.
Maka dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran merupakan kegiatan yang
dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan
meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik. Oleh
karena pembelajaran merupakan upaya sistematis dan sistemik untuk menginisiasi,
memfasilitasi, dan dengan jenis hakikat, dan jenis belajar serta hasil belajar
tersebut. Pembelajaran harus menghasilkan belajar, tapi tidak semua proses
belajar terjadi karena pembelajaran. Proses belajar terjadi juga dalam konteks
interaksi sosial-kultural dalam lingkungan masyarakat.
Dalam proses pembelajaran
berbantukan program AutoCad untuk
materi perhitungan titik-titik perpindahan pahat mesin CNC TU 2A dan CNC TU 3A, peserta didik diarahkan untuk
berfikir kritis terhadap suatu permasalahan. Dalam materi tersebut para peserta
didik dihadapkan pada permasalahan pencarian titik perpindahan pahat yang
penyelesaiannya dapat dilakukan secara
matematis dan dengan grafis.
B.
Hakikat
Media Pembelajaran
Media
(bentuk jamak dari kata medium), merupakan kata yang berasal dari bahasa latin medius,
yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’ (Arsyad,
2002; Sadiman, dkk., 1990). Oleh karena itu, media dapat diartikan sebagai
perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media dapat
berupa sesuatu bahan (software) dan/atau alat (hardware).
Sedangkan menurut Gerlach & Ely (dalam Arsyad, 2002), bahwa media jika
dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisi, yang menyebabkan siswa mampu memperoleh pengetahuan,
keterampilan, atau sikap. Jadi menurut pengertian ini, guru, teman sebaya, buku
teks, lingkungan sekolah dan luar sekolah, bagi seorang siswa merupakan media.
Pengertian ini sejalan dengan batasan yang disampaikan oleh Gagne (1985), yang
menyatakan bahwa media merupakan berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa
yang dapat merangsang untuk belajar.
Hakikat
media pembelajaran adalah suatu
perantara seperti apa yang dimaksud pada pernyataan di atas. Dalam kondisi ini,
media yang digunakan memiliki posisi sebagai alat bantu dalam kegiatan
pembelajaran, yaitu alat bantu mengajar bagi guru (teaching aids).
Misalnya alat-alat grafis, photografis, atau elektronik untuk menangkap,
memproses, dan menyususn kembali informasi visual atau verbal. Sebagai alat
bantu dalam mengajar, media diharapkan dapat memberikan pengalaman kongkret,
motivasi belajar, mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa. Sehingga alat bantu yang banyak dan sering
digunakan adalah alat bantu visual,
seperti gambar, model, objek tertentu, dan alat-alat visual lainnya. Oleh
karena dianggap sebagai alat bantu, guru atau orang yang membuat media tersebut
kurang memperhatikan aspek disainnya, pengembangan pembelajarannya, dan
evaluasinya.
Pendidik
sebagai pembawa pesan harus berupaya menyampaikan pesan agar dapat difahami
dengan mudah oleh peserta didik. Materi pelajaran serta kompetensi yang
terdapat dalam kurikulum diubah sedemikian rupa sehingga mudah diserap oleh
peserta didik secara baik.Dalam upaya untuk merubah dan membuat materi
pelajaran tersebut dapat dimengerti oleh peserta didik, pendidik memerlukan
sebuah media bantu yang dalam dunia pendidikan disebut media pembelajaran.
Media
dapat digunakan untuk membantu pendidik dalam menjelaskan dan menyampaikan
pesan, bila media yang digunakan tersebut dirancang dengan baik. Semakin baik
media tersebut dirancang, senakin baik pula media tersebut dalam menjalankan
fungsinya sebagai penyalur pesan
Hakikat
media pembelajaran pemrograman CNC
berbantukan software CAD ini adalah
menyampaikan pembelajaran yang mengarahkan peserta didik agar berfikir kritis
dengan tidak hanya mengandalkan apa yang telah dijelaskan oleh pendidik yang
mengajari mereka tetapi melakukan dan menjelaskan proses belajar sendiri dengan
membuktikaan sendiri penjelasan atau teori yang disampaikan oleh peserta didik
C.
Definisi
Media Pembelajaran
Media
adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna
mencapai tujuan pengajaran (Djamarah, 2002: 137). Sedangkan pembelajaran adalah
proses, cara, perbuatan yang menjadikan orang atau makhluk hidup belajar (Kamus
Besar Bahasa Indonesia, 2002: 17). Jadi, media pembelajaran adalah media yang
digunakan pada proses pembelajaran sebagai penyalur pesan antara guru dan siswa
agar tujuan pengajaran tercapai.
Raharjo
dalam Miarso (1984:47) mengatakan:
Media
adalah Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar
Sedangkan menurut Heinich (1993) media merupakan alat saluran
komunikasi. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata "medium" yang secara harfiah berarti "perantara"
yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a
receiver). Heinich mencontohkan media ini seperti film, televisi, diagram,
bahan tercetak (printed materials), komputer, dan instruktur. Contoh
media tersebut bisa dipertimbangkan sebagai media pembelajaran jika membawa
pesan-pesan (messages) dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Gerlach
& Ely (1971) mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa
media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin
guru tidak mampu (atau kurang efisien) melakukannya, yaitu:
1.
Ciri Fiksatif (Fixative Property)
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan,
melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Dengan ciri
fiksatif, media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi
pada satu waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu.
2.
Ciri Manipulatif (Manipulative Property)
Transformasi
suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif.
Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam
waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse
recording. Suatu kejadian dapat dipercepat dan dapat juga diperlambat pada saat
menayangkan kembali hasil suatu rekaman video.
3.
Ciri Distributif (Distributive Property)
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek
atau kejadian ditransformasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian
tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang
relatif sama mengenai kejadian itu.
D.
Fungsi
Media
Sadiman, dkk (1990) menyampaikan fungsi media
(media pendidikan) secara umum, adalah sebagai berikut: (a) memperjelas
penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat visual; (b) mengatasi keterbatasan
ruang, waktu, dan daya indera, misal objek yang terlalu besar untuk dibawa ke
kelas dapat diganti dengan gambar, slide, dsb., peristiwa yang terjadi di masa
lalu bisa ditampilkan lagi lewat film, video, fota atau film bingkai; (c)
meningkatkan kegairahan belajar, memungkinkan siswa belajar sendiri berdasarkan
minat dan kemampuannya, dan mengatasi sikap pasif siswa; dan (d) memberikan
rangsangan yang sama, dapat menyamakan pengalaman dan persepsi siswa terhadap
isi pelajaran.
No comments:
Post a Comment