Thursday, May 31, 2012

Teori-teori Sosiologi


Teori-Teori Sosiologi

By: Miftahul Arifin, S.E
Makalah: Sosiologi



1.Pengertian Sosiologi
Dari etimonologinya sosiologi berasal dari dua kata dasar, yaitu Socius dari bahasa Latin yang berarti teman atau sesama dan logos dari bahasa Yunani yang berarti ilmu.
Jadi menurut Etimonologisnya sosiologi adalahilmu tentang hidup bersama atau ilmu tentang hidup sama atau ilmutentang hidup bermasyakat. Tetapi tentu saja definisi ini tidakmemuaskan, karena cakupan sosiologi sangatlah luas. Kita perlumengetahui definisi dari para sosiolog itu sendiri. Definisi sosiologimenurut para sosiolog adalah sebagai berikut.

1.Menurut August Comte
, sosiologi adalah ilmu positip tentangmasyarakat. Ia menggunakan kata positip yang artinya empiris. Jadisosiologi baginya adalah studi empiris tentang masyarakat. MenurutAugust Comte, obyek studi dari sosiologi adalah tentang masyarakat, adadua unsure yaitu struktur masyarakat yang disebut statika sosial danproses-proses sosial di dalam masyarakat yang disebut dinamika sosial. 
2.Menurut Emile Durkheim
, sosiologi adalah ilmu yang mempelajarifakta sosial.fakta sosial adalah sesuatu yang berada di luar individu.Contoh-contoh dari fakta sosial adalah kebiasaan-kebiasaan, peraturan-peraturan, norma-norma, hukum-hukum dan adat istiadat. Dan faktasosial yang paling besar adalah masyarakat menurut Durkhiem. Faktasosial ini bersifat eksternal, obyektif dan berada di luar individu.
3.Menurut Max Weber
, sosiologi adalah ilmu pengetahuan yangbertujuan memahami tindakan sosial secara interpretatif agar diperolehkejelasan mengenai sebab-sebab, proses dan konsekuensinya. Dengankata lain, sosiologi adalah ilmu yang berhubungan dengan pemahamaninterpretative mengenai tindakan sosial agar dengan demikian bisadipeoleh penjelasan kausal mengenai arah dan konsekuensi dari tindakanitu. Dengan interpretative dimaksudkan untuk memahami arti dan maknadari tindakan sosial.
4.Menurut Peter L.berger
, sosiologi adalah ilmu atau studi ilmiahmengenai hubungan antara individu dan masyarakat. Sosiologi sebagaiilmu memiliki beberapa unsur yaitu,
#. Bersifat empiris
. Itu berarti sosiologi didasarkan pada pengalaman-pengalaman, fakta-fakta konkrit manusia dan dianalisis dengan akalnalar.misalnya, masyarakat cina di Indonesia adalah masyarakat yangmemiliki jiwa bisnis. Pernyataan ini bersifat empiris karena semua orangdapat melihat cina buka toko dan bisnis di mana-mana.
#. Bersifat Teoristis
. Hal ini berarti bahwa sosiologi berusaha membuatabtraksi-abtraksi dari observasi yang ada atau data empiris. Dan berteoriberdasar data empiris tersebut.
#. Bersifat kumulatif 
. Ini berarti teori sosiologi dibangun berdasarkandata-data yang dikumpulkan, ditambah, serantak diperbaiki sehingga teoriitu makin bagus.
#.Bersifat bebas nilai 
. Ini berarti sosiologi berusaha menganalisissituasi sosial menurut apa adanya dan bukan menurut yang seharusnya.Sosiologi sebagai ilmu, tidak memberi penilaian baik-buruk, sosiologihanya meneliti dan menganalisa sebuah fakta atau situasi sosialsebagaimana adanya. Ini berarti sosiologi bersifat netral dan tidakmemihak atau terjatuh pada penilaian moral, baik-buruknya suatu faktasosial atau masyarakat.
2.Paradigma dalam sosiologi2.1.Pengertian Paradigma!
Apa itu paradigma? Paradigma adalah cara pandang atau cara melihatdari sudut pandang tertentu terhadap suatu masalah. Dalam ilmu sosial,sudut pandang atau cara pandang tertentu itu adalah teori. Memahamiparadigma dalam sosiologi sangat penting bagi kita. Dalam sosiologi adatiga paradigm utama menurut Goerge Ritzer, yaitu, paradima fakta social,paradigm definisi sosial, dan paradigma perilaku sosial.

1.Paradigma fakta sosial.
Dalam paradigma fakta sosial mengakui bahwa pokok persoalan yangharus menjadi pusat perhatian dari penyelidikan sosiologi adalah faktasosial. Fakta sosial itu adalah sesuatu(things) yang berada diluar individutetapi bisa mempengaruhi individu di dalam bertingkah laku. Misalnyamasyarakat dengan hukum, adat, kebiasaan, organisasi, hirarkikekuasaan, system peradilan, nilai-nilainya dan institusi sosial lainnya.Secara garis besar fakta sosial terdiri dua tipe, yaitu struktur sosial danpranata sosial. Ada dua teori besar yang bernaung di bawah paradigmafakta sosial, yaitu teori fungsionalisme struktural dan teori konflik.

A.Teori Fungsionalisme Struktural
 Teori ini memandang masyarakat sebagai suatu system yang teratur yangterdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan satu sama lain, dimana bagian yang satu tidak bisa berfungsi tanpa ada hubungan denganbagian yang lain. Bila terjadi perubahan pada satu bagian akanmenyebabkan ketidak seimbangan dan dapat menyebabkan perubahanpada bagian lainnnya. Sebagai contoh institusi pendidikan atau keluarga.Dalam keluarga ayah berfungsi sebagai kepala keluarga yang melindungidan memberi nafkah untuk keluarga dan ibu sebagai memeliharakehidupan dalam rumah tangga dan mengasuh anak-anak. Kalau salahsatu tidak berfungsi maka akan terjadi kepincangan dalam keluargatersebut. Demikian juga menurut terori ini kemiskinan dalam masyarakat juga berfungsi, misalnya;# .Orang miskin berfungsi untuk mengerjakan pekerjaan kasar dalamrumah tangga atau pabrik.#. Orang miskin dapat menimbulkan sikap altruis pada orang kaya.#.Orang miskin berfungsi membantu majikan mengurus urusan rumahtangga.#. Kemiskinan dapat menguatkan norma-norma sosial.#.kemiskinan membuka ruang untuk berbuat amal bagi orang lain. Jadi menurut teori fungsionalisme, kemiskinan bukanlah sesuatu yangburuk atau negative, melainkan bermanfaat bagi masyarakat.
 
Keterbatasan teori fungsional struktural.
kelemahan teori ini adalah tertutup terhadap perubahan sosial, karenaterlalu menekankan keteraturan dan kemapanan struktur sosial yangsudah baku. Kelemahan lainnya adalah bahwa struktur fungsionalmempertahankan status quo dan tidak membuka kepada orang atau hallain berperan. Keterlibatan non status quo dipandang sebagai ancamanbagi masyarakat dan pemegang status quo.


B.Teori Konflik 
 Teori ini merupakan reaksi atas teori fungsionalisme. Teori konflik melihatelemen-elemen dan komponen-komponen dalam masyarakat merupakansuatu persaingan dengan kepentingan yang berbeda sehingga pihak yangsatu selalu berusaha menguasai pihak yang lain. Pihak yang kuatberusaha menguasai pihak yang lemah. Dengan demikian konflik menjaditak terhindarkan. Asumsi dasar teori konflik adalah.@. Struktur dan jaringan dalam masyarakat merupakan persaingan antarkepentingan dan bahkan saling bertentangan satu sama lain.@. Sehingga dalam kenyataan menunjukkan bahwa system sosial dalammasyarakat menimbulkan konflik.@.Karena konflik adalah sesuatu yang tak terelak, maka konflik menjadisalah satu cirri dari system sosial.@Konflik ini tampak dalam kepentingan-kepentingan dalam kelompok –kelompok masyarakat yang berbeda-beda.@. Selain itu konflik juga terjadi dalam pembagian sumber-sumber dayadan kekuasaan yang tidak merata dan tidak adil.@. Sehingga konflik menungkinkan terjadinya perubahan-perubahandalam masxarakat. Dan perubahan yang akan terjadi tentu sajaperubahan ke arah yang lebih baik atau bisa juga sebaliknya.
Kelemahan Teori Konflik 
 Teori konflik mengabaikan kestabilitasan dalam masyarakat dan terlalumenekankan perubahan dan konflik. Walaupun kadangkala perubahanyang terjadi bersifat minor. Tokoh terkemuka teori konflik, yaitu Karl Mark.

2. Paradigma Definisi Sosial
Paradigm ini menekankan kenyataan sosial yang subyektif, tindakanindividu. Paradigm ini mengartikan sosiologi sebagai studi atau ilmu yangberusaha menafsirkan dan memahami tindakan sosial, yaitu tindakanyang penuh arti dari seorang individu. Beberapa teori yang bernaung dibawah paradigm ini adalah.

A.Teori Aksi
 Teori ini meletakan dasar bagi teori-teori yang lebih berkembangkemudian, yakni teori interaksionisme simbolik dan fenomenologi. Asumsidasari teori aksi adalah bahwa;@.Tindakan manusia muncul dari kesadarannya sebagai subyek atauindividu yang memiliki kesadaran.@.Sebagai subyek, manusia bertindak untuk mencapai tujuan-tujuantertentu. Dan dalam bertindak itu manusia menggunakan teknik, cara,prosedur, metode serta perangkat yang cocok dan sesuai untuk mencapaitujuan tersebut. Misalnya untuk mencapai gelar sarjana, anda
mengunakan metode atau cara study sebagaimana yang ditawarkan olehlembaga pendidikan.@.Kelangsungan tindakan manusia itu hanya dibatasi oleh kondisi yangtidak bisa diubah oleh diri sendirinya. Sebuah tindakan individu ituberlangsung terus sampai ada halangan serius yang membuat individutidak bisa berbuat apa-apa lagi.@.Individu memiliki kemampuan memilih, menilai dan mengevaluasitindakan yang akan, sedang dan telah dilakukannya. Artinya tiap individubisa menimbang, memikirkan dan merancanakan tindakan yang akandilakukannya. Misalnya apakah mahasiswa itu akan melanjutkan sarjanafilsafat, sementara masa depan tidak cerah?@. Pertimbangan-pertimbangan moral, ekonomi, sosial biasanya munculpada saat pengambilan keputusan. Tokoh terkemukan teori ini adalah Max Weber.

2.Teori Interaksionnisme Simbolik 
 Teori interaksi simbolik menyatakan bahwa individu atau manusia dalamberinteraksi tidak Cuma memberi reaksi terhadap tingkah laku atauperbuatan individu lain, melainkan terlebih dahulu menafsirkan ataumember interpretasi sebelum bertindak. Di sinilah letak perbedaanmanusia/individu dengan hewan. Hewan hanya memberi reaksi tanpamemberi interpretasi, tetapi manusia memberi reaksi setelah itu menafsirarti atas tindakan atau aksi tersebut. Menurut teori ini reaksi pada dirimanusia atau individu itu terjadi melalui tiga tahap, yakni, aksi,interpretasi dan reaksi.

Kelemahan teori interaksionalisme simbolik 
Kelamahan teori ini adalah mengabaikan struktur sosial makro, sepertinorma sosial, hokum, institusi sosial karena terlalu terfokus pada interaksisosial mikro, yaitu hubungan antar pribadi. Tokoh terkemukan teori ini adalah Goerge Herbert Mead dan HerbertBlumer.

3.Teori fenomenologi
 Teori ini berpendapat bahwa manusia atau individu bisa menciptakandunia sosialnya sendiri dengan memberikan arti kepada perbuatan-perbuatannya itu. Teori ini muncul sebagai reaksi atas anggapan yangmemandang bahwa manusia atau individu dibentuk oleh kekuatan-kekuatan sosial yang mengitarinya. Untuk melakukan studi fenomenologisorang harus tinggal dalam masyarakat yang bersangkutan agar ia bisamenangkap arti fenomena sosial yang ada dalam masyarakat itu. Tokoh terkemuka teori ini adalah Alfred Schultz.

4.Etnometodologi
Entometodologi adalah cabang dari fenomenologi yang mempelajari danberusaha menangkap arti dan makna kehidupan sosial suatu masyarakatberdasarkan ungkapan-ungkapan atau perkataan-perkataan yang merekaucapkan atau ungkapkan secara eksplisit maupun implisit. Menurut teoriini seorang sosiolog tidak perlu memberikan arti/makna kepada apa yangdibuat oleh orang lain atau kelompok, tetapi tugas sosiolog adalahmenemukan bagimana orang-orang atau anggotaa masyarakat
membangun dunia sosialnya sendiri dan mencoba menemukanbagaimana mereka memberi arti atau makna kepada dunia sosialnyasendiri.Misalnya di Manggarai ada istilah Bisbalar  dan Gegerta
. Kedua ungkapanini sering ditemukan dalam sebuah perkawinan. ‘Bisbalar’ artinya bisadibawa larikah! Dan jawaban dari pemudi;”Gegerta’ artinya tunggu hingapaagi hari. Arti ungkapan itu adalah bahwa pemudi mau di bawa lari tapitunggu hingga pagi tiba. Dalam tiap masyarakat memiliki peribahasa atauungkapan-ungkapan semacam ini yang harus ditemukan artinya olehseorang sosiolog. Tokoh terkemuka teori ini adalah Harold Garfinkel
.
3.Paradigma perilaku sosial
Paradigma ini menyatakan bahwa obyek studi sosiologi yang konkrit danrealistis ialah perilaku manusia atau individu yang tampak dankemungkinan perulangannya. Paradigm ini memusatkan perhatiannyapada hubungan antara pribadi dan hubungan pribadi denganlingkungannya. Menurut paradigma ini tingkah laku seorang individumempunyai hubungan dengan lingkungan yang mempengaruhi dia dalambertingkah laku. Menurut teori ini tingkah laku manusia atau individu lebihditentukan oleh sesuatu diluar dirinya seperti norma-norma, nilai-nilai ataustruktur sosialnya. Jadi dalam hal ini individu atau actor kurang sekalimemiliki kebebasan. Teori yang bernaung dibawah paraigma ini adalahteori pertukaran dan tokoh utamanya Goerge Hommas.

A.Teori pertukaran nilai
 Teori ini berangkat dari asumsi dasar ‘
do ut des
” artinya saya memberisupaya engkau juga memberi. Menurut Goerge Simmel peletak toeri ini,semua kontak di antara manusia bertolak dari skema memberi danmemdapatkan kembali dalam jumlah yang sama. Pendukung teori inimerumuskan ke dalam lima proposisi yang saling berhubungan satu samalain.@. Dalam setiap tindakan, semakin sering suatu tindakan tertentumemperoleh ganjaran atau upah atau manfaat, maka semakin seringorang tersebut akan melakukan tindakan yang sama. Misalnya, seseorangakan meminta nasihat pada seorang psikiatris, kalau ia merasa bahwanasehat orang itu sangat berguna baginya.@. Jika di masa lalu ada stimulus yang khusus atau satu perangkatstimulus yang merupakan peristiwa di mana tindakan seseorangmempeoleh ganjaran, maka semakin stimuli itu mirip dengan stimuli masalalu, semakin besar kemungkinan orang itu melakukan tindakan serupa.Contoh, seorang nelayan menebar jala di laut yang dalam dan gelap danmenangkap banyak ikan, maka ia cenderung melakukan hal yang samakemudiannya.@. Semakin tinggi nilai suatu tindakan, maka semakin senang seseorangmelakukan tindakan itu. Misalnya, apabila bantuan yang saya berikankepada orang itu bernilai, maka kemingkinan besar saya akan melakukantindakan yang sama lagi. Sebaliknya bila bantuan kurang bernilai, tidakmungkin diulangi lagi
kehidupan orang tidak harus terikat pada kepercayaan tradisional,indivualisasi sangat tinggi dan orang bebas untuk memilih.@. Masyarakat modern memiliki pola-pola kepercayaan dan norma yangberagam. Dalam masyarakat tradisional, orang sangat terikat pada satukepercayaan dan norma-norma tradisisonal yang mengekang yangmengatur kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat modern, orangbebas memilih kepercayaan dan norma-norma yang ia kehendaki. Orangtidak terikat pada satu pilihan saja, tetapi ada banyak pilihan.@.Masyarakat berorientasi pada masa depan dan memiliki kesadaranakan waktu yang tinggi. Menurut Peter L Berger, waktu menjadi sesuatuyang sangat berarti bagi masyarakat modern. Orang modern memilikikesadarn yang tinggi berpikir untuk masa depan dari pada masa lampau.Sementara masyarakat tradisional sangat memperhatikan masa lampausebagai pedoman tingkah laku untuk masa sekarang. Karena itu tak heranorang modern member istilah pada waktu, “waktu adalah uang, time ismoney.”@.Masyarakat modern bekerja menggunakan teknologi. Tidak padamasyarakat tradisonal, orang bekerja lebih banyak mengandal tangan dankekuatan fisik serta tenaga hewan untuk memproduksi hasil bumi.Sementara masyarakat modern, orang lebih banyak menghandal teknologidan pikiran untuk menggandakan hasil bumi maupun produksi. Sebagaicontoh, masyarakat modern menggunakan traktor untuk membajak sawahdan menggunakan computer untuk menghitung hasil bumi.
3.3. Kehidupan Modern Menurut Para SosiologA. Ferdinand Toennies
Untuk menjelaskan kehidupan modern, Ferdinand Toennies menggunakanistilah
Gemeinsschaft  dan Gesselschaft.
Ia Menggunakan istilahGemeinsschaft untuk menjelaskan ciri-ciri masyarakat tradisional, di manasolidaritas masyarakat sangat tinggi, ikatan kekeluargaan sangat pentingdan norma-norma hidup bersama masih sangat dijunjung tinggi.Kebersamaan sangat tinggi dan orang memecahkan suatu masalah secarabersama-sama. Hal ini berbeda dengan masyarakat industri yangdisebutnya Gesselschaft, di mana orang lebih mementingkan kehidupanindividu, ikatan kekeluargaan menjadi lemah, rasa solidaritas antaraanggota masyarakat berkurang dan orang lebih cenderung egois atauindividual dan tidak peduli pada kelompok, orang kurang mempercayaisuatu kelompok dan mengandalkan kekuatan individu. Tiap individu lebihmementingkan efesiensi, efektifas kerja, keuntungan and spesialisasidalam kerja.

B. Emile Durhkeim
Durkheim membedakan masyarakat atas dua, yakni masyarakat dengan
solidaritas mekanik , yaitu masyarakat yang ditandai oleh ikatan sosialyang didasarkan pada persepsi bahwa mereka adalah sama dan memilikirasa kebersamaan yang kuat. Dalam masyarakat ini, orang sering terlibatdalam kegiatan bersama dan menghayati pola hidup dan kebudayaanyang sama. Masyarakat jenis ini terjadi pada masyarakat pra-industri.Norma-norma dan nilai-nilai di dalam kehidupan bersama dihayati dandipegang serta dipelihara oleh tiap-tiap anggota.
 
Dan kesatuan pada anggota-anggota masyarakat semacam ini lebihbersifat mekanik dan otomatis. Kedua masyarakat dengan
solidaritasorganik 
, yaitu masyarakat yang ditandai oleh sikap salingketergantunganantara orang-orang yang terlibat di dalam kegiatan yang terspesialisasi.Dengan kata lain, pembagian kerja di dalam masyarakat industrimenyebabkan individu-individu yang terlibat hanya dalam salah satukegiatan dan kebutuhan pada bidang lain dikerjakan oleh kelompokspesialisasi lainnya. Misalnya, buruh pabrik sepeda motor bergantungpada orang lain yang memenuhi kebutuhan pangan dan sandang mereka.Menurut Durkheim, ketergantungan timbal balik secara ekonomismenyebabkan setiap orang membutuhkan satu sama lain, tetapi sebatasketergantungan secara ekonomis saja, mereka bisa berbeda pendapatsoal moralitas dan kepercayaan. Dan mereka menganut pola hidup dankebudayaan yang bertentangan satu sama lain dan ketergantungansecara ekonomis ini bisa berbahaya karena norma-norma dan nilai-nilaihidup bersama tidak jalan dan sangat lemah dan orang kehilanganorientasi atau arah di dalam kehidupan keadaan semacam ini disebutDurkheim sebagai keadaan Anomie. Anomie yaitu suatu keadaan di mananorma-norma dan nilai-nilai dalam masyarakat menjadi sangat lemahsehingga orang kehilangan orientasi dan pegangan hidup. Keadaanterburuk ini dapat membuat orang melakukan bunuh diri.

C. Max Weber
Menurut Max Weber, kehidupan modern ditandai oleh melemahnya pola-pola kehidupan tradisional and berkembangnya rasionalitas. Masyarakatmodern lebih menggunakan perhitungan-perhitungan rasional tentangcara yang paling efektif and efisien untuk mencapai tujuan. Dengan katalain, masyarakat modern lebih percaya pada perhitungan rasional, yangmasuk akal dari pada percaya pada nasib atau campur tangan ilahi. Salahsatu contoh dari sistem-sistem rasional itu adalah munculnya birokasi andinstitusi-institusi masyarakat, akan tetapi walaupun masyarakat modernmenciptakan banyak kemudahan di dalam kehidupan, menurut Weber,masyarakat modern tidak mampu memberikan jawaban atas pertanyaanfundamental tentang makna dan tujuan kehidupan manusia. Dalam hal ini,agama walaupun sering dipandang kurang rasional masih mempunyai artibagi kehidupan manusia, karena agama dapat memberikan makna danarti kehidupan bagi manusia. Kalau Durkheim mencemaskan bahwamasyarakat modern akan semakin jatuh ke dalam anomie, maka MaxWeber mencemaskan bahwa rasionalisasi khususnya dalam organisasi-organisasi formal, akan menciptakan dehumanisasi ketika manusiasemakin banyak diatur oleh organisasi birokratis yang impersonal.



No comments:

Post a Comment