PENILAIAN, PENGUKURAN, DAN EVALUASI
Di dalam buku ini, aku
(pengarang) akan mempertimbangkan sebuah penilaian meliputi pengumpulan
informasi mengenai fungsi siswa, staff, dan instansi pendidikan tinggi. Sebuah
informasi boleh atau tidak boleh dalam bentuk angka, tetapi alasan dasar untuk
mengumpulkan itu adalah untuk mengembangkan fungsi instansi dan orang-orang di
dalamnya. Aku menggunakan “fungsi” untuk mengacu pada tujuan sosial sebuah
perguruan tinggi atau universitas, untuk memfasilitasi belajar dan pengembangan
siswa, dan untuk membantu pada suatu komunitas dan masyarakat.
Pada
umumnya yang sering digunakan, istilah penilaian dapat mengacu pada
perbedaan aktifitas : a) semata-mata hanya untuk mengumpulkan informasi, dan b)
pemanfaatan informasi tersebut untuk kepentingan instansi dan kemajuan
perorangan.
Penilaian, tentu harus dilakukan dengan
inovasi dan dengan nilai-nilai pertimbangan. Seperti contoh, ketika kita
memberikan ujian di sebuah perguruan tinggi, ada banyak cara yang mana sebuah
kenyataan bisa digunakan atau dievalusasi. Banyak diantara kita yang mengajar
akademik terkadang memberikan pembelajaran ujian secara pokok untuk mengetahui
beberapa tujuan.
Pada
situasi lain, kita mungkin tertarik dalam mengevaluasi informasi yang
dihasilkan oleh ujian-ujian kita. Kita mungkin saja ingin mengukur efektifitas
usaha yang bersifat pendidikan atau ingin membagi tulisan atau nilai secara
lisan yang bagaimana untuk diberikan kepada siswa kita untuk/sebagai fasilitas
dalam belajar mereka. Para siswa mungkin saja tertarik akan hasil evaluasi
mereka untuk beberapa alasan yang sama ; untuk mengetahui kekuatan dan
kelemahan nilai mereka supaya bisa menjadi pelajar yang lebih efektif.
Dalam
kesempatan yang sama, saya membantah bahwa penilaian pada sebuah perguruan
tinggi dan fakultas pendidikan dapat meningkatkan performa mereka sebagai guru
dan penasihat seorang murid dan sebagai kontributor terhadapa kemajuan sebuah
pengetahuan.
PENILAIAN KEUNGGULAN PENDIDIKAN
Beberapa diantara kita yang sebagai
pelayan pada sebuah fakultas pendidikan atau sebagai tenaga administrasi harus
setuju bahwa yang kita lakukan adalah untuk mempromosikan sebuah “keunggulan”
pada instansi kita.
Sampai sekarang saya sangat setuju
dengan konsep keunggulan semata-mata pada level tertentu. Pada level tersebut
seolah-olah kita mempromosikan sebuah
tujuan yang mana hanya instansi kita saja yang dapat melaksanakannya,
bagaimanapun juga kita tahu bahwa berbicara itu lebih keras dari pada sebuah
kalimat, dan dalam hal ini sebenarnya kita telah melakukan sebuah tindakan
untuk mempromosikan sebuah keunggulan bahwa kesulitan adalah awal mula dari
kebangkitan. Penilaian sudah barang tentu merupakan salah satu maksud yang kita
coba untuk menerapkan keunggulan pada negara kita.
Keunggulan Menurut Pandangan
Tradisional
Konsep sumber daya didasarkan
pada ide yang unggul semata-mata tergantung pada seberapa banyak sumber daya
yang kita miliki, semakin banyak sumber daya yang kita miliki semakin unggul
pula institusi kita. Sumber daya yang diharapkan untuk bisa membuat kita unggul
memiliki beberpa tipe yang berbeda; uang, kualitas fakultas yang tinggi dan
kualitas para siswa fakultas tersebut.
Keunggulan dan Penilaian
Konsep keunggulan berbeda tersebut
memiliki dampak yang nyata terhadap kegiatan penilaian, seperti contoh ; jika kita beroprasi menurut sumber daya dan
pandangan reputasi sebuah keunggulan, kita akan cenderung terfokus pada
kegiatan penilaian siswa-siswa kita saat para siswa masuk. Menurut
pandangan/kebijakn lain, jika kita percaya bahwa keunggulan kita adalah
seberapa bagus kita mendidik siswa-siswa kita, oleh karena itu jika kita
memiliki bakat pengembangan dengan pendekatan, kita akan dimudahkan untuk
menilai perubahan atau perkembanan atau pertumbuhan siswa-siswa kita dari waktu
ke waktu. Kemudian sebuah keunggualn ditentukan dengan kualitas dan kuantitas
siswa dan pembelajaran dan perkembangan fakultas.
MENGAPA KITA MENILAI ?
Mengapa kita mengetes dan menilai siswa
? dari sekian banyak bentuk penilaian, terdapat dua level pertanyaan nyata yang
bisa dijawab : tujuan yang bersifat segera terhadap kegaiatan penilaian, dan
nilai dasar, seperti contoh ; seseorang bisa membantah bahwa kita membutuhkan
calon siswa untuk mengambil ujian penerimaan siswa baru supaya a) untuk
membantu kita memilih siswa-siswa kita (tujuan yang mendadak), b) untuk
mengangkat keunggulan sebuah institusi ( nilai dasar) ada kegiatan penilaian
yang diberikan bisa juga untuk tujuan ganda dan nilai ganda.
Setidaknya terdapat empat kegiatan
institusi berbeda yang melibatkan penilaian siswa : 1) Penerimaan siswa baru,
2) pembinaan dan penempatan, 3) ruang belajar, 4) dan pemberian gelar
diplomatik atau sertifikat.
Tipe penilaian
apa yang harus kita gunakan untuk menghubungkan dengan setiap kegiatan dan
nilai dan konsep keunggulan apa yang bisa mendukung ? mari kita mulai dengan
penerimaan siswa baru.
1)
Penerimaan siswa baru
Banyak diantar kita bejerja di sebuah
perguruan tinggi dan universitas cenderung melupakan bahwa kita masih mempunyai
banyak tanggungjawab untuk melakukan penilaian pada sekolah lain. Kegiatan
tersebut meliputi sistem penilaian untuk menghasilkan ranking kelas dan nilai
rata-rata.
Antara tes dan nilai rata-rata dan
ranking kelas digunakan sebuah perguruan tinggi dan universitas untuk membantu
memutuskan layak atau tidaknya lamaran siswa untuk bisa diterima, semakin
tinggi skore yang dimiliki semakin besar kesempatan seorang siswa untuk bisa
diterima di sebuah perguruan tinggi atau universitas meskipun banyak
pertimbangan yang diberikan pihak perguruan tinggi dan universitas dalam
memutuskan penerimaan siswa baru.
Motivasi apa sebuah perguruan tinggi dan
universitas menggunakan penilaia
penerimaan siswa baru dalam sesi ini ? mengapa skor tinggi seorang siswa
begitu berat untuk didapatkan bagi siswa lain? Meskipun banyak cara untuk
menjawab pertanyaan tersebut, seseorang yang sudah bekerja cukum lama di
akademik akan memberitahumu bahwa penerimaan siswa secara seleksi menandakan
keunggulan sebuah akademik. Lebih selektif sebuah akademik maka akan lebih
unggul sebuah akademik diperkirakan.
Tentu saja,
banyak perguruan tinggi dan tenaga administrasi / pengurus sekolah secara rutin
menggunakan nilai rata-rata sekolah dan nilai rata-rata penerimaan siswa dalam
memasukkan / menerima sesorang sebagai daya ukur kualitas sebuah indtitut atau
keunggulannya. Jika nilai naik maka kualitas bisa diasumsikan mengalami
peningkatan, tetapi jika nilai turun maka sebuah kualitas bisa diasumsuikan
mengalami kemunduran.
Meskipun banyak perguruan tinggi dan
universitas tidak dalam posisi melaksanakan penerimaan siswa baru secara
selektif ( terutama penerimaan siswa terbuka pada institusi umum ) hampir semua
nilai institusi mdmungkinkan siswa memiliki nilai tinggi dan hampir tidak ada
institusi secara bebas mencari atau atau mempersiapkan kekuarangan-kekurangan
dalam mempersipakan siswa mereka.
2)
Bimbingan dan Penempatan
Kegiatan penilaian utama siswa yang
kedua terpusat pada bimbingan dan penempatan. Disini, lebih hanya sekedar
kegiatan penilaian, alasan utama hanya untuk meningkatkan proses pengajaran dan
pembelajaran. Sebuah institusi menggunakan variasi tes nasional seperti halnya
tes lokal – untuk menempatkan siswa di tempat belajar yang sesuai dan untuk
membantu mereka menentukan keputusan tentang tempat belajar dan rencana karir mereka.
3) Ruang
belajar
Area utama yang ketiga dalam
kegiatan penilaian siswa terjadi pada hubungan dengan perguruan tinggi, tiga
bentuk utama penilaian dilibatkan disini ; ujian, projek penilaian ( pekerjaan
rumah dan tugas dalam kertas ) dan nilai.
Para pendidik
percaya bahwa penggunaan penilaian kelas dapat memfasilitasi proses
pengembangan bakat sebagai perangsang belajar siswa. Alasan utama dalam
memebrikan penilaian kelas dan pemberian ujian kelas adalah untuk mengetahui
nilai mereka dalam kelas.
Semua bentuk
penilaian kelas tersebut bisa dan sering digunakan untuk menghailkan nilai
rata-rata siswa.
Sebuah aspek yang menarik dalam
pengambilan nilai rata-rata adalah hal tersebut dapat memberi sedikit informasi
tentang apa yang sebenarnya siswa ketahui atau kompetensi atau kemampuan/bakat
apa yang sebenarnya mereka miliki.
Banyak guru mengevaluasi ujian dan
proyek kelas secara berkala untuk sebuah tujuan pengambilan nilai rata-rata.
Meraka mengamati hasil tes atau proyek ujian kelas hanya untuk mengambil nilai
rata-rata. Seperti halnya praktek tidak akan memberikan kontribusi yang cukup
terhadap proses pengembangan kemampuan, akan tetapi pengambilan nilai rata-rata
dalam ujian dan proyek kelas bisa, tentu saja, untuk memepertinggi pengembangan
kemampuan. Penilaian hasil ujian atau projek kelas akan melibatkan hasil balik
yang spesifikasi mengenai aspek tertentu dari tugas siswa.
4)
Pemberian gelar dan Ijazah
Kita sudah menggambarkan tehnik apa
yang kemungkinan besar digunakan dalam pemberian gelar. Beberapa siswa akan
sangat setuju jika nilai rata-rata mereka diatas batas angka minimal. Hampir 40
persen setiap waktunya orang-orang yang masuk perguruan tinggi untuk pertama
kalinya telah mengambil setidaknya satu kesempatan penempatan ujian, dan lebih
baik dari 20 persen para siswa telah mengambil dua atau lebih dalam setiap
ujiannya.
Pemberian sertifikat dengan ujian
terdapat dalam bentuk yang berbeda. Satu kesatuan unit Universitas di New York,
pejabat luar Bupati setuju dengan program tersebut. Masih pada kebiasaan yang
lain yang digunakan dalam penilaian untuk sebuah tujuan sertifikasi adalah
pemberian gelar secara profesional yang terjadi di lapangan, seperti, Hukum,
Ekonomi, Keperawatan, Pembelajarandi sekolah.
Semenjak tes-tes tersebut diatur
secara berkala oleh beberapa asosiasi profesional atau oleh unit agen yang
lebih cukup dari pada institusi pendidikan tinggi, mereka tidak akan
mempertimbangkan untuk berada disini untuk lebih lanjutnya. Bagaimanapun juga
hal lain yang tersebar luas dalam menggunakan tes dalam sertifikasi di sebuah
akademi. Seorang siswa yang ingin melewati ujian sertifikasi pada susunan
bahasa inggris seperti sebuah kondisi untuk menerima keputusan seorang bujangan.
Seperti halnya tes lebih atau kurangnya memaksa pada sebuah institusi swasta,
semenjak melewati mereka menjadi prasyarat kepada siswa untuk mendapat bantuan
uang.
5)
Penilaian dosen
Diantara penilaian pada sebuah
perguruan tinggi adalah membawa sebuah tujuan yang hampir sama terhadap
penilaian terhadap siswa: untuk mendukung sumber penghasilan dan angka reputasi
dari sebuah keunggulan dan untuk membantu kegiatan administrasi pokok. Pada
beberapa penelitian kampus, kapasitas calon anggota staf pengajar untuk
mengkontribusi pengembangan kemampuan ( kompetensi menajar dan komitmen
terhadap siswa ) mendapat sedikit pertimbangan pada proses penilaian.
Kemiripan metode bisa dikatakan
bagaimana tentang penilaian kita terhadap staf pengajar dan staf administrasi
perguruan tinggi, Mereka telah melakukan secara rutin untuk menyiapkan reputasi
dan penghasilan nilai lebih cukup untuk memngembangkan bakat siswa.
SEBUAH PENGERTIAN MODEL UNTUK PENILAIAN
Bagaimana mungkin sebuah
penilaian bisa digunakan untuk memberi arahan atau menginformasikan sebuah perguruan tinggi dan tenaga administrasi ?
Jika seorang pendidik tertarik dalam menggunakan penilaian untuk belajar
seberapa efektif fakta-fakta kegiatan
pendidikan atau program yang sedang mengembangkan bakat siswa. Hal ini tidak
cukup sederhana untuk mencari dan memilih sejumlah “ hasil penilaian”.
Setidaknya, kesepakatan yang bagus dalam pendidikan adalah “ evaluasi”
dilakukan pada cara ini.
Hal-hal berikut ini adalah awal belajar sebagai kritikan kita, tiga
pokok pelajaran tentang penilaian di perguruan tinggi.
1. Lulusan dari sebuah institusi atau program, apakah
kita mengukur hal ini pada terminologi / istilah tentang bagaimana banyak
lulusan mendapat tingkatan yang lebih tinggi, berapa banyak uang yang
didapatkan oleh alumni, atau apapun yang tidak banyhak memberitahukan kepada
kita tentang dampak pendidikan tersebut atau efektifitas pendidikan dalam
mengembangkan bakat. Hal ini merupakan prinsip penting yang sangat utama untuk
perguruan tinggi di Amerika, diberikan sebuah kenyataan bahwa tiga ribu
institusi dalam sistem kita sangat puas terhadap macam siswa yang mereka
daftarkan.
2.
Ukuran seorang lulusan
seperti Ph.D. (gelar) produktifitas,tidak ditentukan sendiri dengan ukuran
tunggal seperti kemampuan seorang siswa.
Pada kenyataannya, meskipun dalam percepatan belajar kita tentang
fenomena ini kita menemukan masukan secara fariabel seperti jenis kelamin para
siswa dan bidang utama dakam belajar setidaknya merupakan hal penting sebagai
kemampuan dalam menentuka lulusan P.hD.
3.
Meskipun jika kita
memiliki masukan yang bagus dan data lulusan siswa. Pemahaman kita terhadap
proses pendidikan akan sangat terbatas jika kita kekurangan informasi tentang
lingkungan dunia pendidikan. Seperti itu, hal ini merupakan satu hal yang perlu
diketahui bahwa perguruan tinggi kamu menghasilkan lebih atau kurang.
Lingkungan yang bagaimana yang bisa memberikan dampak untuk menghasilkan hasil
lebih atau kurang terhadap lulusan mereka? Ini merupakan pelajaran terakhir
yang menyarankan masukan atau data lulusan dengan diri mereka sendiri sangat
terbatas penggunaanya. Apa yang kita butuhkan dalam penmbahan adalah informasi
tentang lingkungan pendidikan siswa dan pengalaman: Materi, fasilitas, fakultas
dan ketua kelompok yang mana para siswa harus diarahkan.
PROSES PERENCANAAN
PENGERTIAN PERENCANAAN
1. Perencanaan adalah pemilihan dan penggabungan
pengetahuan, fakta, cara dan asumsi untuk masa depan untuk tujuan visualisasi
dan formulasi mencapai tujuan.
Perencanaan dapat membantu atministrator untuk
mempersiapkan yang lebih baik pada masalah-masalah yang tampak dan tidak
tampak.
2. perencanaan adalah alat mengadaptasi dengan motivasi
baru yang menggairahkan untuk menyelesaikan konflik, meningkatkan kualitas,
memperbaiki komunikasi dan pencapaian harapan, dll.
Proses perencanaan dibangun berdasarkan delapan kunci pertanyaan:
1) Where are we? (dimana kita berada) yaitu segala
fasilitas, kondisi, kemampuan kita saat itu. Dianalisis dengan analisis swot
2) Where do we want to go? (kemana kita akan pergi) yaitu
tujuan yang akan kita capai.
3) What resources will we commit to get there? (sumber
daya apa saja yang kita miliki untuk mencapai tujuan tersebut?)
4) How do we get there? (bagaimana cara kita untuk mencapainya)
berhubungan dengan metode, strategi, dan prosedur.
5) When will it be done? (Kapan akan dilaksanakan)
berhubungan dengan jadwal
6) Who will be responsible? (siapa yang akan
bertanggungjawab)
7) What will be the impact on human resources? (dampak apa
yang akan terjadi pada sumber daya)
8) What data will be needed to measure progress? (data
apa yang digunakan untuk mengukur kemajuan).
STRATEGI DAN OPERASIONAL PLANNING
Ada dua tipe perencanaan, yaitu:
a. Strategi planning adalah melakukan sesuatu yang benar
sebagai proses pencapaian tujuan suatu organisasi pada perubahan tujuan, sumber
daya yang digunakan, dan kebijakan dan disposisi sumber daya. Strategi planning
merupakan program perencanaan jangka panjang yang diatur untuk masa depan.
b. Operasional planning adalah proses yang dilakukan oleh
atministrator dengan menggunakan sumber-sumber yang tersedia dengan efektif dan
efisien untuk mencapai tujuan strategi. Operasional planning fokus pada keadaan
sekarang, sumber-sumber yang ada sekarang, masalah-masalah operasional dan
stabilitas termasuk sistem Bottom Up Planning.
TEORI PERENCANAAN
Teori perencanaan
membantu menjelaskan bagaimana memilih dan menbuat keputusan individu untuk
dilakukan. Teori perencanaan didasarkan pada pertanyaan bagaimana seorang
perencana memilih pelaksanaan program.
Terdapat tiga model teori
perencanaan, yaitu:
1. Rasinal Comprehensive Model
Rasionaliti dicapai dengan:
·
Pendirian yang bersih
pada sebuah tujuan
·
Penyatuan dari seluruh
model alternatif kemungkinan untuk mencapai tujuan tersebut
·
Evaluasi dari pelaksanaan
alternatif
·
Pemilihan alternatif
untuk mencapai tujuan
Pada model ini perencana selalu memilih solusi yang
memungkinkan hasil maksimum bagi organisasi dan membuang kesalahan yang muncul.
2. Disjointed Incrementalist Model
Model ini didasarkan pada argumen:
§ Nilai, tujuan dan analisis empirik
§ Selama cara dan tujuan tidak jelas maka analisis
sering tidak tepat dan terbatas
§ Tes sebuah rencana yang bagus adalah tes yang
didasarkan pada persetujuan cara yang tepat, untuk sebuah persetujuanan yang
berdasarkan tujuan.
3. Syntesis or Eclectic Model
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Esensi
Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah pemilihan
tindakan dari beberapa kemungkinan yang bersaing dan alternatif, tentunya
pilihan antara yang benar dan yang salah.
Beberapa macam cara pengambilan
keputusan, yaitu:
v Traditional Approaches
Berdasarkan pada:
·
Kekuasaan, biasanya didasarkan
pada tradisi, posisi, dan status dalam organisasi atau dari keahliannya
·
Pengalaman seseorang, digunakan
ketika menghadapi masalah baru
·
Alasan logis, dibuat untuk
menentukan kesinpilan berdasarkan pada pengetahuan dan asumsi fakta biasanya
disimpulkan secara induktif atau deduktif.
Metode modern dalam pengambilan
keputusan dikembangkan karena adanya kritik bahwa kekuasaan, pengalaman dan
rasionaliti tidak selalu cocok dengan kenyataan masa depan dan tidak mangikuti
persepsi lalu.
v Problem Solving Aproaches
Problem solving lebih luas dari pada
pengambil keputusan yang lain. Problem solving adalah sebuah alat yang dapat
anda gunakan kapanpun untuk membuat sebuah perubahan. Problem solving menjadi
rencana ketika berorientasi pada masa depan dan akan menjadi rencana dalam
pengambilan keputusan ketika ada paksaan untuk membuat keputusan yang
berorientasi masa depan.
Langkah-langkah problem solving, yaitu:
§ Definung a problem situation (merumuskan sebuah masalah)
§ Mengumpulkan alternatif solusi dengan brainstorming, reviewing,
revising, elaborating, dan recombining solution.
§ Explorasi dan evaluasi
§ Selection of prefered caurse of action
§ Implementasi dan evaluasi pilihan yang dipilih.
v Decision Tree Analisys adalah metode pembuatan keputusan dengan
membandingkan alternatif-alternatif strategis, sederhana tetapi kuantity,
menggunakan alasan-alasan logis, mengorganisasi dan memaparkan anatomi masalah,
mengevaluasi, menilai kemungkinan, dan menentukan strategi optimal dengan merata.
Decision tree analisis membantu individu menyusun pikiran mereka
untuk merangkai kebutuhan dan menyiapkan alat untuk mengkomunikasikan hal yang
berhubungan dengan keputusan.
v Delphi Method adalah suatu
metode untuk mengestimasi sesuatu dengan cara mengumpulkan, mentabulasi dan
mengevaluasi secara sistemik opini sekelompok pakar tanpa bertemu atau
berdiskusi secara langsung.
SETTING PRIORITIES
Idealnya prioritas harus diatur yang
pertama adalah kebutuhan primer yaitu hal-hal yang berhubunan dengan penerima
servis atau layanan dalam hal pendidikan misalnya siswa atau wali murid, baru
kemudian kebutuhan sekunder yaitu yang berhubungan dengan pemberi layanan
seperti guru, kepala sekolah, dll.
Dari survey data
setting prioritas terdapat beberapa metode, yaitu:
a.
Categiry Scales, berdasarkan
rating yang paling penting dari tujuan umum atau tujuan khusus
b.
Magnitude Estimation Scaling
(MES)
c.
Paired-Weighting Procedure
(PWP)
d.
Rank-Order-of-Difference Scores
e.
Priority Need Index
f.
Three-Factor formulas
g.
Matrix Analyses
h.
Goal Framework Model
i.
Setting priority dari Nonsurvey
Data
j.
Integrative Procedure
Mengapa sebuah Perguruan Tinggi dikatakan Bergabung menjadi kontributor
ReplyDelete