Thursday, June 7, 2012

REKOMENDASI AKSI-AKSI KEBIJAKAN

< --[if gte mso 9]>
REKOMENDASI AKSI-AKSI KEBIJAKAN

A.    PENDAHULUAN
Dalam analisis kebijakan terdapat lima prosedur umum antara lain pemantauan, peramalan, evaluasi, rekomendasi, dan perumusan masalah. Salah satu karakteristik penting dari prosedur analisis kebijakan adalah hubungan mereka yang bersifat hirarkis, yaitu tidak mungkin untuk menggunakan beberapa metode tanpa terlebih dahulu menggunakan metode-metode lain.
Merekomendasikan kebijakan umumnya mengharuskan analis untuk terlebih dahulu terlibat dalam semua prosedur mulai dari pementauan, peramalan, dan evaluasi. Hal ini merupakan cara lain untuk mengatakan bahwa semua rekomendasi kebijakan didasarkan pada premis faktual dan premis nilai. Rekomendasi memungkinkan untuk menghasilkan informasi tentang kemungkinan bahwa serangkaian tindakan yang akan datang akan mendatangkan akibat-akibat yang bernilai.

B.     RUMUSAN MASALAH

1.      Rekomendasi dalam analisis kebijakan
2.      Kriteria yang digunakan dalam rekomendasi kebijakan
3.      Pendekatan-pendekatan untuk rekomendasi
4.      Metode untuk rekomendasi

C.    PEMBAHASAN

 I.      Rekomendasi dalam Analisis Kebijakan

Prosedur analisis kebijakan dari rekomendasi memungkinkan analis menghasilkan informasi tentang kemungkinan serangkaian aksi di masa mendatang untuk menghasilkan konsekuensi yang berharga bagi individu, kelompok, atau masyarakat seluruhnya. Prosedur rekomendasi meliputi transformasi informasi mengenai aksi-aksi kebijakan yang akan menghasilkan keluaran yang bernilai.
Merekomendasikan suatu tindakan (aksi-aksi) kebijakan khusus diperlukan adanya informasi tentang konsekuensi-konsekuensi di masa depan setelah dilakukannya berbagai alternatif tindakan. Sementara itu, membuat rekomendasi kebijakan juga mengharuskan kita menentukan alternatif mana yang paling baik dan mengapa. Oleh karenanya prosedur analisis kebijakan dari rekomendasi terkait erat dengan persoalan etika dan moral.
Ø  Advokasi ganda merupakan pendekatan untuk melakukan perbandingan seara sistematis dan penilaian secara kritis terhadap sejumlah peluang pemecahan, bukan sebagai cara untuk mempertahankan suatu posisi atau pendapat secara membabi buta.
Ø  Model pilihan yang sederhana mengandung dua elemen utama, yaitu premis fakta dan premis nilai.
Gambar 1.1 Pilihan model sederhana
Premis Faktual
 
                                               
                                
                >                       Premis Nilai
                  

Ø  Model pilihan komplek didasarkan banyak asumsi-asumsi,  yaitu banyaknya pembuat kebijakan, ketidak pastia atau resiko, dan akibat yang terus berkembang sejalan dengan berjalannya waktu. Model yang kompleks ini lebih mencerminkan realitas pembuatan kebijakan yang sesungguhnya.
Masalah dengan pilihan kompleks ini adalah bahwa kita tidak dapat membuat rekomendasi yang memuaskan dengan cara mengkombinasikan nilai-nilai semua perilaku kebijakan pada seluruh aspek dalam sekali waktu.

II.      Kriteria untuk Rekomendasi Kebijakan

Beberapa tipe pilihan rasional dapat diletakkan sebagai kriteria keputusan yang digunakan untuk menyarankan pemecahan masalah kebijakan. Dengan kriteria keputusan dimaksudkan secara eksplisit sebagai nilai-nilai yang digunakan melandasi rekomendasi untuk tindakan. Kriteria keputuran terdiri dari enam tipe utama, antara lain:
·         Efektifitas (effectiviness)  berkenaan dengan apakah suatu alternatif mencapai hasil (akibat) yang diharapkan, atau mencapai tujuan dari diadakannya tindakan. Efektifitas, yang secara dekat berhubungan dengan rasionalitas teknis, selalu diukur dari unit produk atau layanan atau nilai moneternya.
·         Efisiensi (efficiency) berkenaan dengan jumlah usaha yang diperlukan untuk menghasilkan tingkat efektifitas tertentu. Efisiensi yang merupakan sinonin dari rasionalitas ekonomi, adalah merupakan hubungan antara efektifitas dan usaha, yang terakhir umumnya diukur dari ongkos moneter.
·       :  Kecukupan (adequacy) berkenaan dengan seberapa jauh suatu tingkat efektifitas memuaskan kebutuhan, nilai, atau kesempatan yang menumbuhkan adanya masalah. Kriteria kecekupan menenkankan pada kuatnya hubungan antara alternatif kebijakan dan hasil yang diharapkan.
·         Kriteria kesamaan (aquity) erat berhubungan dengan rasionalitas legal dan sosial dan menunjuk pada distribusi akibat dan usaha antara kelompok-kelompok yang berbada dalan masyarakat. Kriteria kesamaan erat hubungannya dengan konsepsi yang saling bersaing, yaitu keadilan atau kewajaran dan terhadap konflik etis sekitar dasar yang memadai untuk mendistribusikan risorsis dalam masyarakat.
·         Responsivitas (responsiveness) berkenaan dengan seberapa jauh suatu kebijakan dapat memuaskan kebutuhan, preferensi, atau nilai kelompok-kelompok masyarakat tertentu. Kriteria responsivitas adalah penting karena analis yang dapt memuaskan semua kriteria lainnya, efektifitan, efisiensi, kecukupan, kesamaan masih gagal jika belum menanggapi kebutuhan aktual dari kelompok yang semestinya diuntungkan dari adanya suatu kebijakan.
·         Kriteria kelayakan (appropriateness) biasanya bersifat terbuka, karena perdefinisi kriteria ini dimaksudkan untuk menjangkau keluar kriteria yang sudah ada. Oleh karenanya tidak ada dan tidak dapat dibuatkan definisi baku tentang kriteria kelayakan.

III.      Pendekatan-pendekatan untuk Rekomendasi

Terdapat dua pendekatan utama untuk rekomendasi dalam analisis kebijakan publik, yaitu analisis biaya-manfaat dan analisis biaya efektifitas.
§  Analisis biaya-manfaat adalah suatu pendekatan untuk rekomendasi kebijakan yang memungkinkan analis membandingkan dan menganjurkan suatu kebijakan dengan cara menghitung total biaya dan total keuntungan dalam bentuk uang. Analisis biaya-manfaat dapat digunakan untuk merekomendasikan tindakan kebijakan, dalam arti diaplikasikan ke depan, analisis ini dapat juga digunakan untuk mengevaliasi kinerja kebijakan.
§  Analisis biaya-efektivitas adalah suatu pendekatan untuk rekomendasi kebijakan yang memungkinkan analisis untuk membandingkan dan memberikan anjuran kebijakan dengan mengkuantifikasi total biaya dan akibat. Biaya diukur dalam bentuk uang sementara efektivitas diukur dalam satuan barang, pelayanan atau beberapa satuan nilai akibat lainnya. Analisis biaya-efektivitas digunakan untuk merekomendasikan berbagai alternatif kebijakan dan program-program dalam pemberantasan kejahatan, pelatihan tenaga kerja, transportasi, kesehatan, pertahanan, dan berbagai bidang lainnya.

IV.      Metode untuk Rekomendasi

Terdapat serangkaian metode yang digunakan untuk pembuatan rekomendasi dengan analisis biaya-manfaat dan biaya efektivitas, antara lain:
v  Pemetaan sasaran adalah teknik yang digunakan untuk menyusun tujuan, sasaran dan hubungannya dengan alternatif kebijakan. Tujuan, sasaran, dan alternatif yang telah diidentifikasikan dengan satu atau dua metode perumusan kebijakan dapat digambarkan dalam pohon sasaran (objective tree).
v  Klarifikasi nilaiadalah prosedur untuk mengidentifikasi dan mengklarifikasikan premis nilai atas dasar seleksi terhadap sasaran kebijakan. Keuntungan dari klarifikasi nilai adalah bahwa cara ini memungkinkan kita untuk keluar dari analisis tujuan jika ternyata tujuan tersebut tidak lebih dari pencerminan dan keinginan dan selera pribadi.
v  Kritik nilai adalah serangkaian prosedur untuk menguji mana yang lebih menyakinkan antara argumen-argumen yang salng belawanan dalam suatu debat mengenai tujuan kebijakan.
v  Perumusan elemen biaya adalah suatu prosedur untuk mengklarifikasikan dan mendeskripsikan semua biaya yang akan dikeluarkan dengan ditetapkan dan dilaksanakannya suatu program.
v  Estimasi biaya adalah prosedur untuk menyediakan informasi tentang nilai uang masing-masing komponen dari struktur elemen biaya.
v  Harga bayangan (shadow pricing) suatu prosedur untuk membuat keputusan subjektif tentang nilai uang dari manfaat dan biaya ketika harga pasar tidak dapat dipercaya atau tidak tersedia.
v  Pemetaan hambatan adalah suatu prosedur untuk mengidentifikasi keterbatasan dan hambatan yang menghadangjalan untuk mencapai sasaran kebijakan dan program.
v  Internalisasi biaya adalah prosedur untuk memasukkan semua biaya luar yang relevan ke dalam struktur elemen biaya internal.
v  Diskonting adalah prosedur untuk memperkirakan nilai saat ini dari biaya dan manfaat yang akan diperoleh pada masa mendatang.
v  Analisis sensitivitas adalah suatu prosedur untuk mengetahui sensitivitas hasil analisi biaya-manfaat atau biaya-efektivitas terhadap asumsi-asumsi alternatif tentang kemungkinan tingkat biaya akan manfaat tertentu yang akan benar-benar terjadi.
v  Analisis fortiori adalah prosedur yang digunakan untuk membandingkan dua atau lebih alternatif dengan cara memecahkan ketidakpastian untuk menyetujui suatu alternatif yang secara intuitif lebih disukai tetapi setelah analisis pendahuluan diketahui lebih lemah dibandingkan alternatif lain.
v  Analisis plausabilitas adalah prosedur untuk menguji rekomendasi yang menentang pernyataan yang berlawanan.

D.    KESIMPULAN

1.      Prosedur rekomendasi meliputi transformasi informasi mengenai aksi-aksi kebijakan yang akan menghasilkan keluaran yang bernilai. Ada beberapa aksi-aksi rekomendasi, antara lain Advokasi ganda, model pilihan yang sederhana yang mengandung dua elemen utama, yaitu premis fakta dan premis nilai, dan model pilihan kompleks.
2.      Kriteria keputusan yang digunakan melandasi rekomendasi terdiri dari enam tipe utama, antara lain: efektivitas, efisiensi, kecukupan, kriteria kesamaan, responsivitas, dan kriteria kelayakan.
3.      Terdapat dua pendekatan utama untuk rekomendasi dalam analisis kebijakan publik, yaitu analisis biaya-manfaat dan analisis biaya efektifitas.
4.      Terdapat serangkaian metode yang digunakan untuk pembuatan rekomendasi dengan analisis biaya-manfaat dan biaya efektivitas, antara lain: Pemetaan sasaran, klarifikasi nilai, kritik nilai, perumusan elemen biaya, estimasi biaya, harga bayangan (shadow pricing), pemetaan hambatan, internalisasi biaya, diskonting, analisis sensitivitas, analisis plausabilitas.

1 comment: