Teori Pendidikan Sosial
Manusia adalah
mahluk yang paling istimewa diantara mahluk lainnya, ia di beri karunia berupa
akal pikiran untuk mengembangkan dirinya sebagai manusia maupun terhadap
kelestarian hidup dan lingkungannya dalam menjalankan fitrahnya sebagai
Khalifatullah fi alrdli (sebagai wakil Tuhan/penciptaan kedua selain Tuhan).
Berdasarkan keyakinan
terhadap keluhuran harkat dan martabat manusia yang demikian tinggi maka tidak
ada alasan bagi manusia untuk keluar dari tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Untuk itu maka manusia wajib mengembangkan dirinya melalui proses
pendidikan. Seorang pendidik merupakan ujung tombak dalam proses pendidikan dan
merupakan orang yang paling bertanggung jawab (tim sukses dalam merubah
generasi dalam mencapai tujuan pendidikan). Pendidikan tidak membagi-bagikan
kekayaan, jabatan, kebahagiaan, atau kehormatan. Pendidikan berurusan dengan
potendi dan daya-daya yang melekat pada jiwa raga manusia. Pendidikan berurusan
dengan “mau dibawa ke mana dan dengan upaya macam apa” potensi jiwa raga
manusia ditumbuhkembangkan.
Sumber pengatahuan pada
hakekatnya dari Tuhan YME, termasuk yang terpancar melalui wahyu maupun hukum
alam dan hukum sejarah. Adalah tugas pendidikan untuk mengaktifkan daya indra,
nalar, rasa, kalbu, dan karsa manusia untuk membaca, menyimak, menghayati dan
memahami samudra pengetahuan dan hikmah yang luas. Pengaktifan daya-daya insani
(indra, nalar, rasa, kalbu, karsa) dalam proses pembelajaran hanya mingkin bisa
dihadapkan pada masalah atau kebutuhan yang menantang. Untuk mencapai sosok
kehidupan yang baik dan sosok manusia yang baik, suatu keharusan memposisikan
pendidikan nilai sebagai juru selamat yang berfungsi menormativasi pola pikir
dan tindakan manusia guna terbentuknya identitas unity sistem sosial
umat manusia.
Memaknai
kehidupan yang baik (ideal) adalah kehidupan yang memanivestasikan hubungan
yang baik dengan tuhan, sesama manusia, alam semesta dan dirinya sendiri.
Kehidupan yang baik penuh harmoni hanya mungkin bila keseluruhan kandungan isi
jiwa manusia berkembang secara utuh dan serasi. Memakai manusia yang baik
(ideal) adalah manusia yang fikiran, hati nurani, ucapan dan tindakannya kental
dengan kebenaran, kebajikan, dan keindahan atau keelokan. Memakai tindakan
educatif merupakan pancaran etika realisasi diri yang otonom atas dasar pilihan
hidup (kesadaran nilai) yang menjunjung tinggi konsepsi sosok kehidupan dan
manusia yang baik. Pendidikan membuka ruang pengembangan diri seoptimal mungkin
sesuai dengan minat dan kebutuhan. Pendidikan adalah guru kebenaran, pembawa
cerah, kasih, damai, dan harmini kehidupan umat manusia.
Teori pendidikan sosial
relevan diterapkan di semua jalur pendidikan, baik di jalur pendidikan formal
ataupun di jalur pendidikan nonformal dan informal. Wacana masyarakat belajar
dan pembelajaran seumur hidup menjadi lebih mungkin membudaya dengan menerapkan
teori pendidikan sosial. Sosok konseptual insan cita Pancasilais beserta sistem
sosial ikutannya relatif identik dengan prespektif pendidikan sosial. Wajah
pendidikan Indonesia sejujurnya laksana berkaca di cermin retak, akibat
ketakjelasan filsafat dan teori pendidikan selama ini. Teori pendidikan sosial
sejiwa dengan pendidikan filosofis yang terkandung dalam pancasila, dan patut
digunakan untuk mempercantik wajah morat marid pendidikan nasional Indonesia.
No comments:
Post a Comment