- Ketuntasan Hasil belajar Siswa
Melalui hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa model pengajaram kolaborasi memiliki dampak positif dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin
mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan
belajar meningkat dari siklus I, dan II) yaitu masing-masing 51%, dan 89%. Pada
siklus II ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.
- Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh
aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dengan menerapkan model
pengajaram kolaborasi dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini
berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan
dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus
mengalami peningkatan.
- Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia pada pada pokok
bahasan menceritakan peristiwa yang dilihat atau dialami dengan model
pengajaram kolaborasi yang paling dominan adalah bekerja dengan sesama anggota
kelompok, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar
siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat
dikategorikan aktif.
Sedangkan untuk aktivitas guru selama
pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah kegiatan belajar mengajar
dengan menerapkan pengajaran kolaborasi dengan baik. Hal ini terlihat dari
aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati
siswa dalam menemukan konsep, menjelaskan materi yang sulit, memberi umpan
balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup
besar.
- Analilisis Data Minat, Perhatian, Partisipasi
a.
Minat
Dari analisis data pada siklus I
diperoleh hasil sebanyak 18 siswa (57,14%) memiliki minat baik, 7 siswa (23,92%) memiliki minat cukup 5 siswa (21,80%) memiliki minat kurang, pada siklus II diperoleh hasil sebanyak 23 siswa (80,00%) memiliki
minat baik, 4
siswa (11,43%) yang memiliki minat
cukup, 3 siswa (8,57%) memiliki minat kurang. Dari hasil ini dapat disimpulkan
bahwa kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menerapkan model pengajaram
kolaborasi dapat meningkatkan minat siswa terhadap pembelajaran.
b.
Perhatian
Dari analisis data pada siklus I
diperoleh hasil sebanyak 17 siswa (57,14%) memiliki perhatian baik, 6 siswa (20,00%) memiliki perhatian
cukup, 7
siswa (22,86%) memiliki perhatian kurang, pada siklus II diperoleh hasil 21 siswa (74,28%) memiliki
perhatian baik, 6 siswa (17,14%) memiliki perhatian cukup, 3 siswa (8,57%)
memiliki perhatian kurang. Dari hasil ini dapat diinterpretasikan bahwa
kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menerapkan model pengajaram
kolaborasi dapat meningkatkan perhatian siswa terhadap pembelajaran.
c.
Partisipasi
Dari analisis data pada siklus I
diperoleh hasil sebanyak 17 siswa (54,28%) memiliki partisipasi baik, 7 siswa (22,86%) memiliki partisipasi cukup, 7 siswa (22,86%) memiliki partisipasi kurang,
siklus II diperoleh hasil 19 siswa (68,57%) memiliki partisipasi baik, 8 siswa (22,85%) memiliki partisipasi cukup, 3 siswa (8,57%) memiliki partisipasi
kurang. Dari hasil ini dapat diinterpretasikan bahwa kegiatan pembelajaran
Bahasa Indonesia dengan menerapkan model pengajaram kolaborasi dapat
meningkatkan partisipasi siswa terhadap pembelajaran.
No comments:
Post a Comment