Model
kolaboratif dapat digambarkan sebagai berikut. Ketika terjadi kolaborasi, semua siswa aktif.
Mereka saling berkomunikasi secara alami. Dalam sebuah kelompol yang terdiri
atas 4 sampai 6 anak, di sana guru sudah membuat rancangan agar siswa yang satu
dengan yang lain bisa berkolaborasi. Dalam kelompok yang sudah ditentukan oleh
guru, fasilitas yang ada pun diusahakan anak mampu berkolaborasi. Misalnya,
dalam kelompok yang terdiri atas 4 sampai 6 tersebut seorang guru hanya
menyiapkan 2 sampai 3 kotak alat mewarna yang dipakai secara bergantian. Dengan
harapan, setiap siswa bisa bekomunikasi satu dengan yang lainnya. Dengan
komunikasi aktif antar siswa, akan terjalin hubungan yang baik dan saling
menghargai. Alat tersebut bukan milik pribadi, melainkan sudah menjadi milik
bersama. Setiap anak tidak merasa memiliki secara pribadi, tetapi bisa dipakai
bersama. Pada saat yang sama mempunyai keinginan untuk memakainya maka akan
terjadi komunikasi yang alami dengan penggunaan santun bahasa. Dalam kondisi
seperti ini seorang guru hanya mengamati cara kerja siswa dan cara
berkomunikasi serta menjadi pembimbing saat siswa memerlukan bantuan.
Untuk
kolaborasi dalam sebuah mata pelajaran, seorang guru memberikan tugas secara
kelompok dengan tujuan yang sama. Setiap siswa dalam kelompok saling
berkolaborasi dengan membagi pengalaman. Dari pengalaman yang dimiliki oleh
masing-masing kelompok, disimpulkan secara bersama. Dalam hal ini, guru
berperan sebagai pembimbing dan membagi tugas supaya diskusi kelompok bisa
berjalan dengan baik sesuai dengan yang direncanakan.
No comments:
Post a Comment