Dalam banyak hal, otak tidak begitu
berbeda dengan sebuah computer, dan kita adalah pemakainya. Sebuah computer
terntunya perlu di-“on“-kan untuk bisa
digunakan. Otak kita juga demikian. Ketika kegiatan belajar sifatnya pasif,
otak kita tidak “on”. Sebuah computer
membutuhkan software yang tepat untuk
menginterpretasikan data yang diasumsikan. Otak kita perlu mengaitkan antara
apa yang dimasukkan. Otak kita perlu mengaitkan antara apa yang diajarkan
kepada kita dengan apa yang telah kita ketahui dan dengan cara kita berpikir.
Ketika proses belajar sifatnya pasif, otak tidak melakukan pengkaitan ini
dengan software pikiran kita.
Ujung-ujungnya, computer tidak dapat mengakses kembali informasi yang dia olah
bila tidak terlebih dahulu “disimpan”. Otak kita perlu menguji informasi,
mengikhtisarkannya, atau menjelaskan kepada orang lain untuk dapat menyimpannya
dalam bank ingatannya. Ketika proses belajar bersifat pasif, otak tidak
menyimpan apa yang telah disajikan kepadanya.
Apa yang terjadi ketika guru
menjejali siswa dengan pemikiran mereka sendiri (betapapun meyakinkan dan
tertatanya pemikitan mereka) atau ketika guru terlalu sering menggunakan
penjelasan dan pemeragaan (demonstrasi) yang disertai ungkapan, “begini lho
caranya”? Menuangkan fakta dan konsep ke dalam benak siswa dan menunjukan
keterampilan dan prosedur dengan cara yang kelewat menguasai justru akan
mengganggu proses belajar. Cara menyajikan informasi akan menimbulkan kesan
langsung di otak, namun tanpa memori fotografis, siswa tidak akan mendapatkan
banyak hal baik dalam waktu lama maupun sebentar.
Tentu saja, proses belajar
sesungguhnya bukanlah semata kegiatan menghafal. Banyak hal yang kita ingat
akan hilang dalam beberapa jam. Memperlajari bukanlah menelan semuanya. Untuk
mengingat apa yang telah diajarkan, siswa harus mengolahnya atau memahaminya.
Seorang guru tidak dapat dengan serta merta menuangkan sesuatu ke dalam benak
para siswanya, mereka dengar dan lihat menjadi satu kesatuan yang bermana.
Tanpa peluang untuk mendiskusikan, mengajukan pertanyaan, mempraktekan, dan
barangkali bahkan mengajarkannya kepada siswa yang lain, proses belajar yang
sesungguhnya tidak akan terjadi.
No comments:
Post a Comment